Di Vietnam, Daging Tikus Menjadi Makanan Terpopuler, Berani Coba?

Selain kecoa, hewan lain yang paling ditakuti dan membuat banyak orang jijik adalah tikus. Bukan tanpa alasan, selain bentuknya, tikus juga diketahui hidup di tempat yang kotor dan kumuh. Sehingga tak heran bila hewan ini dianggap hewan yang menjijikkan.
Tapi, bagaimana jadinya jika hewan menjijikkan ini jadi santapan dan menu hidangan utama?
Ya, ternyata di Vietnam, hewan pengerat ini dijadikan menu hidangan utama mereka.
Bahkan terkadang warga di sana menjadikannya lauk sehari-hari.

Menurut mereka, tikus merupakan sumber protein yang sangat baik.

Hal tersebut pun dibenarkan oleh Robert Corrigan, ahli binatang pengerat di perkotaan dari RMC Pest Management Consulting.

“Hampir semua jaringan otot mamalia pada dasarnya mengandung protein yang sama, baik dari daging sapi atau bahkan kaki tikus,” tuturnya.

Namun, hanya dua jenis tikus yang mereka konsumsi. Yaitu tikus sawah yang memiliki berat setengah pound, dan bandicoot, yang bisa berkembang hingga dua pound, melansir Intisari.grid.id.


Dan seiring meningkatnya minat konsumsi tikus di sana, harga daging tikus pun ditaksir dengan harga mahal, melebihi harga ayam.

Seperti daging-daging pada umumnya, daging tikus juga diolah berbagai macam masakan. Mulai dari digoreng, dikukus, direbus, dibakar atau dipanggang.

Sementara cita rasa dari sensasi memakan daging tikus digambarkan seperti sedang memakan ayam atau daging kelinci.

“Orang asing yang mencicipi daging tikus mengatakan bahwa rasanya seperti ayam,” ungkap penangkap tikus yang disebut sebagai Mr. Thy.

“Namun, hewan ini memiliki daging gelap dengan rasa yang lebih tajam.”

“Menurut saya, itu seperti rasa daging kelinci,” tambahnya.


Banyak orang di beberapa negara tropis Asia, tak hanya di Indonesia, mengonsumsi daging tikus. Tak terkecuali masyarakat Vietnam.

Menurut mereka, tikus merupakan sumber protein yang sangat baik. Tak salah jika makanan dari hewan pengerat ini dapat Anda temukan pada selalu tersaji di setiap menu restoran di perkotaan Vietnam, termasuk Hoi Chi Minh City.

Bahkan, di delta Mekong, harga daging tikus jauh lebih mahal dari ayam. Grant Singleton, ilmuwan yang mempelajari ekologi hewan pengerat dari International Rice Research Institute, mengatakan, delta Mekong sendiri memproduksi hingga 3.600 ton tikus setiap tahunnya, dengan keuntungan mencapai 2 juta dollar AS.

Diketahui bahwa ada lusinan spesies tikus di dunia. Namun, warga Vietnam hanya mengonsumsi dua di antaranya: yakni tikus sawah yang memiliki berat setengah pound dan bandicoot yang bisa berkembang hingga dua pound.

Menurut Robert Corrigan, ahli binatang pengerat di perkotaan dari RMC Pest Management Consulting mengatakan, bukan hal aneh jika seseorang memakan tikus.

Setidaknya ada 89 spesies hewan pengerat yang dikonsumsi penduduk dunia, mulai dari Asia, Afrika, hingga Amerika. Tupai sendiri sudah menjadi makanan utama di beberapa wilayah.

“Hampir semua jaringan otot mamalia pada dasarnya mengandung protein yang sama, baik dari daging sapi atau bahkan kaki tikus,” katanya.