Kehidupan Akan Seimbang Jika Menerapkan Aturan 8+8+8

Dalam kehidupan kita yang sibuk dan serba cepat, menemukan keseimbangan yang tepat dapat menjadi sebuah tantangan. Namun, menjaga keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan dan kebahagiaan kita secara keseluruhan.

Untuk mencapai keseimbangan ini, saya memperkenalkan konsep aturan 8+8+8. Pedoman sederhana ini dapat membantu Anda menciptakan kehidupan yang memuaskan dan utuh. Mari selidiki aturan-aturan ini dan temukan bagaimana aturan-aturan tersebut dapat mengubah hidup Anda menjadi lebih baik.

A. DELAPAN JAM UNTUK BEKERJA

Dedikasikan delapan jam setiap hari untuk bekerja atau aktivitas profesional. Tetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dengan menetapkan jadwal tetap. Hindari memperpanjang jam kerja melebihi waktu yang diperlukan, karena dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan kualitas kehidupan pribadi Anda.

Aturan Jam Kerja Karyawan Sesuai UU Cipta Kerja Terbaru

Aturan jam kerja karyawan merupakan sesuatu yang wajib ditaati oleh perusahaan atau pemberi kerja. Perusahaan atau pemberi kerja harus memberikan jam kerja sesuai yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Aturan jam kerja di Indonesia ditetapkan oleh pemerintah dalam Undang-undang. Undang-undang yang mengatur jam kerja ini adalah Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK 13/2003).

Kemudian peraturan tersebut kembali diperbarui dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Dalam Undang-undang tersebut, ada 2 (dua) skema jam kerja yang berlaku di perusahaan yang ada di Indonesia, yakni:

  • 7 jam kerja dalam sehari atau 40 jam dalam seminggu yang berlaku untuk 6 hari kerja dengan ketentuan libur 1 hari;
  • 8 jam kerja dalam sehari atau 40 jam dalam satu minggu yang berlaku untuk 5 hari kerja dengan ketentuan libur 2 hari.

Perusahaan dapat menyesuaikan aturan jam kerja yang berlaku ini sesuai dengan kebutuhan yang ada di dalam perusahaan. Termasuk dalam hal hari libur, perusahaan bisa memberikannya di akhir pekan ataupun di hari lainnya.

Peraturan ini pun bisa tidak berlaku bagi perusahaan usaha tertentu. Hal ini tertuang dalam PP No.35/2021 Pasal 21 Ayat (3) atau UU No.13/2003 Pasal 77 Ayat (3).

Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-233/MEN/2003 Tahun 2003 Tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus. Pasal 3 Ayat (1) menyebutkan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud antara lain:

  • Pekerjaan yang bergerak di pelayanan jasa kesehatan;
  • Pekerjaan yang bergerak di pelayanan jasa transportasi;
  • Pekerjaan yang bergerak di pelayanan perbaikan alat transportasi;
  • Pekerjaan yang bergerak di bidang usaha pariwisata;
  • Pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
  • Pekerjaan yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik, pelayanan air bersih, dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi;
  • Pekerjaan di bidang usaha swalayan, perbelanjaan, dan sejenisnya;
  • Pekerjaan yang bergerak di bidang media massa;
  • Pekerjaan yang bergerak di bidang pengamanan;
  • Lembaga konservasi;
  • Pekerjaan-pekerjaan yang jika dihentikan akan mengganggu proses produksi, merusak bahan, dan juga pemeliharaan/perbaikan alat produksi.

B. DELAPAN JAM UNTUK ISTIRAHAT

Tidur sangat penting untuk peremajaan dan menjaga kesehatan fisik dan mental. Usahakan tidur berkualitas minimal delapan jam setiap malam. Prioritaskan istirahat dan relaksasi untuk memastikan Anda bangun dengan segar dan siap menghadapi tantangan hari ini.

Mungkin anda pernah merasakan stres atau lelah secara fisik atau biasa di sebut dengan Burn out, saya yakin ada pernah mengalami hal itu terutama jika anda adalah seorang karyawan di perusahaan. Berikut beberapa gejala dari Burn out.

Macam-macam Gejala Burnout:

Selain stress dan kelelahan akut, ada juga gejala lainnya yang terjadi jika kamu mengalami burnout. Berikut beberapa di antaranya: 

1. Berpikir negatif

Ketika kamu sudah sangat jenuh dengan pekerjaanmu, kamu mungkin memiliki pandangan kritis dan memiliki persepsi negatif terhadap lingkungan tempat kerjamu. Nah, selanjutnya kamu bisa saja mulai mengembangkan pikiran-pikiran buruk, yang mengarahkan pada perilaku negatif yang kamu lakukan kepada sesama rekan kerja. Selain itu, pikiran negatif juga membuatmu lebih mudah tersinggung secara keseluruhan. 

Dalam kasus burnout yang ekstrem, seseorang mungkin mulai mempertanyakan hal-hal kritis, seperti apakah hidup ini layak dijalani atau tidak. Untuk mengalihkan pikiran negatif kamu bisa temukan solusinya di sini, “Susah Mengalihkan Pikiran Negatif, Lakukan Hal Ini.”

2. Masalah pada tidur

Orang cenderung tidak dapat tidur nyenyak ketika mereka mengalami burnout. Burnout bisa terjadi karena banyaknya beban pikiran, sehingga mereka merasa tidak tenang dan gelisah bila harus beristirahat. Kegelisahan dan insomnia adalah dua masalah tidur yang berkaitan dengan burnout. Ironisnya, jika kamu kurang tidur, hal ini justru memperparah gejala burnout. Hasilnya, situasi ini menjadi siklus yang sulit untuk terputus.

3. Sakit perut dan sakit kepala

Tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, burnout juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pekerja sosial yang mengalami burnout, ditemukan bahwa sekitar 9 persen dari mereka mengalami sakit kepala, dan 10 persen mengalami masalah pencernaan. Sakit kepala terkait dengan burnout kemungkinan besar terjadi akibat stres psikologis. Sedangkan masalah pencernaan seperti nyeri, kembung, dan mual, memang cenderung lebih umum terjadi ketika kamu mengalami stres.

4.  Menurunnya daya tahan tubuh

Pilek dan tidak enak badan memang merupakan penyakit ringan yang umum terjadi. Namun, jika kamu merasa lebih sering terkena kondisi ini, artinya sistem kekebalan tubuhmu sedang terganggu. Stress dapat memicu respon peradangan tubuh dan menyebabkan peradangan kronis. Nah, kondisi ini yang dapat membahayakan sistem kekebalan dan merusak jaringan tubuh. Bahkan, kamu jadi lebih berisiko mengembangkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe-2, jika daya tahan tubuh melemah. 

5. Merasa terisolasi

Gejala burnout juga membuat seseorang tidak percaya diri dan merasa terisolasi. Seseorang yang mengalami burnout mungkin merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak dihargai. Atau, mereka merasa tidak membuat perubahan yang signifikan. 

Akibatnya mereka memilih untuk mengasingkan diri dari orang lain. Jika hal ini terjadi di lingkungan pekerjaan, hubunganmu dengan rekan kerja bisa jadi bermasalah, dan hal ini dapat membuatmu merasa lebih tidak percaya diri. Karena itu, kamu harus melakukan interaksi sosial saat merasa burnout. Hal ini dapat meredakan stres dan membantumu merasa lebih baik.

6. Mulai konsumsi alkohol dan obat-obatan

Terkadang, alih-alih mengunjungi psikolog, orang lebih memilih menyembuhkan stres dengan caranya sendiri. Salah satunya yaitu dengan konsumsi alkohol dan obat-obatan. 

Alasannya karena obat-obatan dan alkohol dapat memberikan perasaan tenang untuk sementara. Namun, hal yang perlu diingat, begitu kamu sudah ketagihan, akan sangat sulit untuk melepaskan diri dari konsumsi alkohol. Hal ini justru dapat menimbulkan penyakit kesehatan yang lain. Jadi, jika kamu sudah menunjukan tanda-tanda ini, artinya kamu harus segera mendapatkan bantuan profesional agar kamu tidak terjerumus lebih dalam.

C. DELAPAN JAM UNTUK KEHIDUPAN PRIBADI

Penting untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri, hobi, dan hubungan. Sisihkan delapan jam untuk aktivitas pribadi, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, melakukan hobi, berolahraga, atau melakukan perawatan diri. Peliharalah minat Anda dan pertahankan hubungan dengan orang-orang terkasih untuk memperkaya kehidupan Anda di luar pekerjaan.

Aturan 8+8+8

Jika melihat dari pembagian waktu pada gambar di atas, kita tidak bisa lagi menawar bahwa 8 jam pertama akan kita habiskan untuk bekerja bila kita adalah seorang karyawan di suatu organisasi atau perusahaan. Waktu istirahat selama 8 jam adalah waktu yang ideal bagi sebagian besar orang karena ini akan mempengaruhi produktivitas dalam melakukan seluruh aktivitas kita. Lalu, bagaimana dengan sisa 8 jam yang masih kita miliki? Saya akan membantu memberikan list kegiatan untuk 8 jam sisa waktu itu:

  1. Bermain game di smartphone
  2. Mengerjakan hobi atau mempelajari hal baru (memasak, membaca buku, bersepeda, menulis blog, mempelajari alat musik, berkebun, mengurus peternakan, memelihara ikan, dll)
  3. Menonton TV
  4. Bermain bersama anak / kegiatan keluarga
  5. Beribadah
  6. Bekerja sambilan / berbisnis

Manakah yang menjadi dominasi kegiatan untuk menghabiskan sisa 8 jam tersebut? Jangan lupa bahwa angka 8 jam tersebut bisa saja tidak secara garis lurus dalam rentang waktu yang sama. Misalnya 8 jam lebih banyak terselip di antara kegiatan bekerja dan beristirahat, karena setiap orang memiliki gayanya masing-masing. Ada tipe orang yang lebih aktif di pagi dan siang hari, ada juga tipe orang yang lebih aktif di malam hari. Berikut ini saya kategorikan beberapa skenario pembagian waktu tesebut:

Pembagian waktu aktivitas sesuai tipe masing-masing orang

  1. Skenario pertama, 08.00 s.d. 16.00 (bekerja), 16.00 s.d. 22.00 (free time), 22.00 s.d. 06.00 (istirahat), 06.00 s.d. 08.00 (free time).
  2. Skenario kedua, 08.00 s.d. 16.00 (bekerja), 16.00 s.d. 24.00 (istirahat), 24.00 s.d. 08.00 (free time).
  3. Skenario ketiga, 08.00 s.d. 13.00 (free time), 13.00 s.d. 21.00 (bekerja), 21.00 s.d. 24.00 (free time), 24.00 s.d. 08.00 (istirahat).
  4. Skenario keempat, 08.00 s.d. 11.00 (bekerja), 12.00 s.d. 14.00 (istirahat), 15.00 s.d. 19.00 (bekerja), 20.00 s.d. 03.00 (free time), 04.00 s.d. 08.00 (istirahat).
  5. Skenario kelima, 08.00 s.d. 13.00 (istirahat), 14.00 s.d. 16.00 (free time), 17.00 sd. 24.00 (bekerja), 01.00 s.d. 06.00 (free time), 07.00 s.d. 08.00 (istirahat).
  6. dan seterusnya.

Mendapatkan 8 jam sisa dan mengoptimalkannya

Dalam buku yang berjudul “The Other 8 Hours” , Robert Pagliarini menuliskan bahwa untuk dapat memaksimalkan 8 jam tersisa dalam hidup, kita harus menilik kembali waktu yang dialokasikan sehari-hari dimulai dari bangun pukul 05.00 pagi sampai dengan saat kita kembali tidur di malam hari. Merenungkan dan merencanakan apa yang akan kita lakukan esok hari, akan membuat kita sadar bahwa banyak waktu yang sebenarnya kita buang tanpa ada arti yang belum kita optimalkan.

Penulis juga memberikan saran yang baik untuk tidak terjebak dalam kegiatan rutinitas, yang secara gamblang disebut “Hidup namun Mati”. Melakukan sesuatu yang biasa dengan cara yang luar biasa atau berbeda akan membangkitkan rasa antusias terhadap suatu pekerjaan, terlebih bila kita mengingat kembali dampak / buah dari pekerjaan yang kita lakukan untuk kebaikan yang lebih besar. Kebaikan besar yang dimaksud, dapat diartikan juga mimpi-mimpi besar yang ingin kita raih dalam kehidupan, seperti pada awal bahasan kita yaitu kesuksesan.

Jika kita bermimpi ingin memiliki workshop seni yang sukses maka maksimalkanlah 8 jam sisa dalam hidup. Jika memiliki impian untuk menjadi pendiri usaha startup yang dikenal banyak orang, maka fokuskanlah hal-hal untuk mewujudkannya dalam 8 jam sisa hidup kita tersebut.

Dengan memaksimalkan 8 jam sisa waktu bebas, maka kita dapat mengerjakan banyak hal yang akan menjadi pondasi untuk kehidupan yang lebih baik secara materi maupun kepenuhan diri yang pada akhirnya akan berdampak lebih luas untuk masyarakat.

Merubah paradigma dari konsumen menjadi creator

Salah satu pemikiran sederhana untuk dapat mengoptimalkan waktu yang kita miliki adalah dengan merubah pardigma dari yang sebelumnya sebagai konsumen, menjadi seorang creator. Apapun dapat kita hasilkan, karena kita pasti memiliki talenta dan kesukaan terhadap suatu hal. Mengekspresikan kemampuan kita dalam bentuk produk yang bermanfaat bagi orang lain tentu akan memenuhi self-esteem atau kepenuhan diri yang sejati (gambaran diri yang positif). Jika kita seorang ahli ekonomi, baiklah kita menjadikan keahlian tersebut untuk berbagi pandangan melalui tulisan yang dapat membuka wawasan bagi banyak orang. Atau jika kita seorang yang ahli dalam merajut kain, kita dapat membuat rajutan yang sesuai dengan ide-ide segar yang ada dalam pikiran. Semuanya tentu dilakukan sesuai dengan mimpi yang diharapkan. Dikenal banyak orang sebagai ahli ekonomi atau menjadi pengusaha rajutan kain yang laris dipasaran. Kata-kata “Fokus pada apa yang menjadi passion kita” sudah sering kita dengar, namun tekun mengerjakannya untuk mimpi yang lebih besar, sering terlewatkan bagi kita.

Mulailah pada langkah yang sederhana, menjadi seorang creator, mulailah pada waktu yang paling tepat yaitu saat ini. Investasikan waktu sisa 8 jam tersebut dengan lebih bijaksana.

D. UTAMAKAN PERAWATAN DIRI

Jadikan perawatan diri sebagai prioritas dalam rutinitas harian Anda. Sertakan aktivitas yang mendorong perawatan diri, seperti meditasi, olahraga, membaca, atau melakukan upaya kreatif. Menjaga kesejahteraan fisik, mental, dan emosional adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang seimbang.

Merawat diri secara fisik, mental dan spiritual adalah bagian dari elemen

Elemen akhlak pribadi mencakup aspek-aspek perilaku dan karakter seseorang, termasuk bagaimana seseorang merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual. Merawat diri secara komprehensif adalah suatu bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri yang mencerminkan keseimbangan holistik. Mari kita bahas lebih rinci tentang setiap aspeknya:

1. Merawat Diri Secara Fisik

Polanya Makan. Menjaga pola makan yang seimbang dengan memperhatikan asupan nutrisi yang cukup, mencakup vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat.

Olahraga dan Aktivitas Fisik. Melibatkan tubuh dalam kegiatan fisik secara teratur untuk menjaga kebugaran dan kesehatan jantung, otot, dan tulang.

Istirahat yang Cukup. Memastikan tidur yang cukup untuk pemulihan fisik dan mental.

2. Merawat Diri Secara Mental

Manajemen Stres. Mengembangkan strategi untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan.

Pengembangan Keterampilan Emosional. Memahami dan mengelola emosi dengan sehat, seperti mengembangkan rasa sabar dan toleransi.

Pendidikan Diri. Terus-menerus belajar dan mengembangkan keterampilan baru untuk memelihara kesehatan mental dan intelektual.

3. Merawat Diri Secara Spiritual

Praktik Keagamaan. Melibatkan diri dalam praktik keagamaan atau spiritual yang memberikan makna dan tujuan dalam hidup.

Refleksi dan Kontemplasi. Meluangkan waktu untuk merenung, mengenal diri sendiri, dan menyelaraskan diri dengan nilai-nilai spiritual atau filosofis.

Koneksi dengan Sesuatu yang Lebih Besar. Mencari koneksi dengan alam, sesama, atau konsep yang lebih besar dari diri sendiri.

4. Integrasi Seluruh Aspek

Keseimbangan. Mencapai keseimbangan antara aspek fisik, mental, dan spiritual, sehingga satu aspek tidak mendominasi yang lain.

Konsistensi. Melakukan praktik-praktik ini secara konsisten, bukan sebagai kegiatan sesaat, untuk mencapai manfaat jangka panjang.

Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual merupakan investasi dalam kesejahteraan holistik. Dengan memperhatikan elemen-elemen ini, seseorang dapat mengembangkan akhlak pribadi yang kuat, menciptakan dasar yang solid untuk kehidupan yang bermakna dan seimbang.

E. BELAJAR MENGATAKAN "TIDAK"

Waspadai keterbatasan Anda dan hindari mengambil terlalu banyak komitmen. Belajarlah untuk mengatakan "tidak" pada permintaan yang tidak sejalan dengan prioritas atau nilai-nilai Anda. Prioritaskan tugas dan kewajiban yang benar-benar penting bagi Anda, dan jangan ragu untuk menetapkan batasan untuk melindungi waktu dan energi Anda.

4 Alasan Penting Harus Belajar Mengatakan Tidak

Tidak, bukan hanya sepatah kata, itu adalah seluruh kalimat itu sendiri. Meski kata itu dianggap negatif dalam banyak kasus, mengatakannya dalam banyak situasi sangat penting untuk kebaikan dirimu. Mampu mengatakan "tidak" berarti dirimua dalah orang yang tahu nilai mereka dan tidak takut untuk mengejar kebutuhan dan keinginan mereka. Jika dirimu terus mengatakan "ya" untuk semua hal, mungkin akan mudah bagi orang lain untuk memanfaatkanmu. Nah, berikut ini beberapa alasan mengapa dirimu harus mengatakan "tidak"

Tidak Memiliki Tanggungan

Dirimu tidak memiliki tanggungan untuk melakukan sesuatu untuk orang lain terhadap keinginanmu sendiri. Jika dirimu terus mengatakan ia atas permintaan orang lain, mungkin saja mereka bisa memanfaakanmu kebaikan darimu dan mungkin dapat merugikan dirimu sendiri. Mulai sekarang belajarlah untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal yang mungkin dapat merugikan dirimu sendiri.

Tidak Menetapkan Batasan

Sebagian besar bahkan semua orang membutuhkan batasan yang sehat. Ketika dirimu terus-menerus mengatakan "ya" mungkin saja batasan-batasan tersebut menjadi kabur. Menjadi orang yang selalu mengatakan "ya" atas keinginan orang lain, akan menempatkan kerugian yang kuat karena orang lain dengan mudah membuatmu melakukan apa pun yang mereka minta. Mengatakan "tidak" yang tulus dapat melindungimu dari orang lain yang berusaha memanfaatkanmu.

Tidak Dapat Mengendalikan Apa yang Orang Lain Pikirkan Tentangmu

Apa pun yang dirimu lakukan dan katakan, banyak orang dalam hidupmu akan menilaimu secara tidak adil dan tanpa pertimbangan. Tapi jangan bairkan ini menjatuhkanmu. Jika dirimu mendasarkan keputusanmu pada apakah akan menerima atau mengatakan tidak pada sesuatu pada apa yang akan dikatakan orang tentangmu, hentikan dari sekarang. Itu hanya akan menyebabkan dirimu merasa sakit.

Hanya Dirimu yang Dapat Mengidentifikasi Prioritasmu

Kehidupan yang bahagia lahir dari pilihan yang kuat. Jika dirimu tidak yakin tentang sesuatu, katakan saja "tidak". Jika ragu karena dirimu tidak merasakannya dalam hatimu, katakanlah "tidak".

Jangan pernah takut untuk mengatakan "tidak" pada seseorang yang ingin mengambil keuntungan darimu atau mungkin ingin memanfaatkanmu. Dirimu harus memiliki pendirian dan dapat mengambil keputusan dengan tepat.

F. TETAPKAN TUJUAN YANG REALISTIS

Tetapkan tujuan realistis yang mencakup semua aspek kehidupan Anda, termasuk pekerjaan, hubungan, kesehatan, dan pertumbuhan pribadi. Bagi tujuan Anda menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola dan rayakan pencapaian di sepanjang perjalanan. Pendekatan ini akan membantu Anda mempertahankan motivasi dan mencapai rasa puas di berbagai bidang kehidupan Anda.

Tujuan yang realistis adalah tujuan yang memungkinkanmu untuk mencapainya dengan usaha yang wajar dan dalam batas waktu yang masuk akal.

G. LATIH PERHATIAN

Kembangkan perhatian penuh dengan hadir sepenuhnya pada saat ini. Ini dapat membantu Anda menghargai hal-hal kecil, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan Anda secara keseluruhan. Latihlah kewaspadaan selama aktivitas sehari-hari, seperti makan, menghabiskan waktu di luar ruangan, atau melakukan hobi.

I. PERTAHANKAN BATASAN YANG SEHAT

Tetapkan batasan untuk melindungi waktu, energi, dan ruang pribadi Anda. Hindari berkomitmen berlebihan atau mengabaikan kebutuhan Anda sendiri. Ciptakan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dan komunikasikan secara efektif untuk menjaga keseimbangan yang sehat.

Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantumu menetapkan batasan cinta dalam hubungan. Penasaran, seperti apa? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

1. Memertimbangkan Kondisi Emosional

Menyesuaikan keadaan emosional, serta bagaimana orang dan situasi tertentu memengaruhi perasaanmu tentang diri sendiri, dapat memberikan tanda-tanda apakah sudah waktunya untuk menetapkan batas. Kenali kapan kamu merasa kehilangan waktu pribadi dan kapan dirimu mungkin perlu istirahat untuk mengisi energi. Ini mungkin tidak segera membalas panggilan telepon atau pesan teks, atau lainnya.

2. Konsisten

Tak ada batasan akan menyebabkan dirimu merasa bingung dan pengembangan harapan serta tuntutan baru dari orang-orang di sekitarmu. Mencobalah untuk menjaga hal-hal yang konsisten dan stabil. Ini membantu memperkuat nilaimu.

 3. Arahkan Perasaanmu dengan Kebaikan

Ketika kamu menyadari darimana asal dari emosimu tersebut, ini akan membantumu menemukan cara untuk pulih. Menyimpan emosi dalam diri hanya akan membuatmu kesal, bahkan kamu bisa menghasilkan emosi yang lebih menyakitkan atau bahkan penghentian emosi sepenuhnya. Berlatih meditasi cinta kasih, terutama pada hari-hari ketika kamu merasa lebih sensitif, bisa menjadi pendekatan yang hebat untuk membangun sentimen cinta.

4. Jadilah Penyemangat untuk Diri Sendiri

Kamu harus menawarkan pada dirimu sendiri tentang cinta agar batasanmu menjadi tegas. Jika kamu memiliki asumsi di kepalamu yang mengatakan bahwa dirimu tidak berharga dan tidak pantas untuk mendapatkan cinta, itu akan sulit untuk dirimu menetapkan batasan.

Semakin banyak kamu terlibat dalam aktivitas yang menghasilkan hormon perasaan baik, seperti menyanyi, berlari, atau apa pun yang kamu pilih, tentu dirimu akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri.

Menetapkan batasan dapat dimulai dari diri sendiri. Menetapkan batasan juga akan mengajarmi mencintai diri sendiri dengan lebih baik.

Dengan mengikuti aturan 8+8+8 ini, Anda dapat menciptakan kehidupan seimbang yang selaras dengan nilai dan tujuan Anda. Ingat, keseimbangan terlihat berbeda untuk setiap orang, jadi sesuaikan aturan ini agar sesuai dengan keadaan unik Anda.

Raihlah kesempatan untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan prioritaskan kesejahteraan Anda selama ini. Mulailah menerapkan aturan ini sekarang dan nikmati manfaat gaya hidup yang seimbang dan memuaskan.